Keris dan Barang Antik di Festival Mbois IX Malang Jadi Daya Tarik Pengunjung

Kota Malang, inimalangraya.com – Pameran keris dan barang antik di Festival Mbois IX (FMIX) yang bertempat di Malang Creative Center (MCC) menjadi salah satu daya tarik pameran ini.
Pameran antikan berada di lantai 3 dimana para pelaku usaha kreatif di bidang kerajinan antikan hadir dari berbagai kota di Indonesia.
Antikan menjadi salah satu stan pameran yang paling ramai karena keunikannya. Pada lantai 3 tersebut, para pelaku UMKM menggelar ribuan jenis keris dan berbagai barang antik lainnya.
“Kami menghadirkan berbagai macam keris, dimana banyak orang tidak tahu bahwa keris memiliki berbagai macam jenis,” kata Muhammad Iqbal sebagai wakil ketua panitia ketika dikonfirmasi wartawan Ini Malang Raya.
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya keris terdiri dari berbagai macam dan tidak banyak orang mengetahuinya.
“Ada tombak, ada pedang, ada trisula, pancasula, kujang, dan macam-macam. Orang tahunya keris saja. Padahal macamnya banyak,” begitu katanya.
Di Festival Mbois IX di Malang Creative Center itu, tidak hanya menjual keris saja tetapi juga bahan baku pembuatan keris yakni logam meteor.
“Disini ada pojok meteor sebagai salah satu bahan utama pembuat keris. Biasanya besi, naun meteor juga digunakan sebagai pamor. Namun sekarang karena jumlahnya terbatas, maka kini banyak orang menggunakan bahan nikel,” lanjut pria yang berdomisili di Puncak Buring Indah Kota Malang ini.
Selain itu, antikan lain termasuk aksesoris pusaka, aksesoris keris, tongkatnya tombak, semua ada disini, dan semua yang berhubungan dengan itu.
“Ada antikan juga yakni uang kuno, cincin dan gelang sebagai bagian dari kerajinan, kemudia juga dupa bagian dari ritual. Beberapa teman juga menjual dan semua yang berhubungan dengan antikan,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa peserta pameran ini merupakan komunitas kriya logam. Di Malang saja ada lebih dari 10 paguyuban untuk keris saja.
“Sedangkan yang kita undang ini adalah dari seluruh nusantara, Temen dari lombok, Bali Solo, Jakarta, Yogja, Jakarta semua hadir. Tujuan kita adalah membangkitkan kembali pemahaman masyarakat tentang budaya leluhur,” imbuhnya.
Banyak orang salah memahami bahwa keris itu dianggap klenik.
“Padahal nggak sama sekali. Klenik itu sekadar tambahan saja tapi sebenarnya keris itu berdasar filosofi dan makna kehidupan,” katanya.
Terkait pangsa pasar, ia katakan pangsa pasar dari pameran ini sangat luas dan bukan sekedar kolektor barang seni.
“Pangsa pasar kami sangat luas, dari pemula yang ingin tahu tentang sejarah, ada juga yang memang untuk klenik, ada sebagian masyarakt umum, orang yng senang filosofi, keris untuk transaksi media dagang, atau sekedar pajangan di rumah,” katanya.
Pada intinya, tujuan partisipasi di pameran ini adalah sebagai wadah edukasi.
“Nantinya jika ada komunikasi dengan pengunjung, maka akan ada interaksi yang memungkinkan terjadi transaksi,” katanya. Selama ini, para pegiat UMKM antikan juga memasarkan produk mereka secara live di media sosial.
Sebagai informasi, “Festival Mbois” ini hadir ke 9 kalinya sejak 2016, dan digelar pada 8 hingga 10 November di MCC.
BACA JUGA