Merdekalah! Wujudkan Kemerdekaan Itu Dengan Tangan Dan Kakimu Sendiri!

Kemandirian-kemerdekaan menentukan arah gerak sendiri. Siapa yang tak ingin merdeka? Mempunyai kuasa penuh untuk berpikir, menentukan sikap dan sifat, pun berkuasa penuh atas setiap keputusan yang hendak dibuat. Baik individu maupun secara kolektif dalam berbagai bentuk di masyarakat setiap elemen memimpikan dan mengupayakan untuk merdeka dalam menentukan nasib mereka sendiri.
Tentunya tanpa ada dikte dari entitas diluar diri maupun komunitas itu sendiri!
Seringkali individu maupun kelompok kolektif mempunyai utang budi, utang rasa karena telah dibantu dalam mendapatkan sesuatu pun dalam melakukan sesuatu.
Bentuknya bermacam-macam. Dari yang sifatnya tersier hingga masuk ranah primer yang urtama. Bantuan tersebut menjadi mula dari Utang Budi dan Utang Rasa yang menjadi tombol ON rasa sungkan dan keinginan untuk membantu balik dalam bentuk-bentuk yang tertentu.
Berbahagialah kalian yang makan, minum dan hidup dari keringat kalian sendiri! Pesan yang bertebaran dalam setiap poster profil akun virtual media social. Pesan dari Pramudya A. Toer dalam novelnya Tetraloginya. Kemandirian merupakan kemewahan yang tidak semua orang, kelompok maupun komunitas masyarakat memilikinya.
Kemandirian merupakan keniscayaan yang akan didapatkan oleh setiap entitas yang rela untuk bersusah payah mengupayakan dirinya bisa memenuhi kebutuhan dirinya baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Baik kebutuhan sebagai pribadi maupun kebutuhan secara kolektif sebagai satu kesatuan organisasi.
Organisasi menjadi kesatuan yang kompleks yang berisi pikiran heterogen namun mempunyai consensus Bersama mencapai tujuan kolektif. Tujuan yang termaktub dalam Visi-Misi dan Ideologi organisasi.
Dalam setiap usaha untuk melaksanakan program, agenda pun kegiatan sebagi bentuk misi untuk mewujudkan visi, adalah wajib hukumnya memenuhi anggaran dari kontribusi masing-masing individu yang menjadi bagian dari organisasi Jika Ingin Merdeka dan Punya Rasa Kepemilikan terhadap entitas kolektifnya.
Setiap individu haruslah menyumbangkan sekian dari dirinya dalam bentuk apapun dan segala subtitusinya kepada anggaran organisasi yang telah disepakati sebagai konsensus kolektif untuk bahan bakar lokomotif gerakan mewujudkan visi-misi-nya.
Tanpa adanya kontribusi dari setiap bagian individu-individu yang ingin merdeka maka visi hanya menjadi fatamorgana di mata para pemabuk yang diam tanpa melakukan apa apa. Dalam besaran berapapun dan dalam bentuk apapun setiap individu wajib hukumnya memberi terlebih dahulu.
Mekanisme selanjutnya ketika dasar kepemilikan organisasi dari tiap individu di dalamnya sudah berjalan dengan sendirinya maka setiap individu tersebut akan memutar otaknya untuk bagaimana setiap bentuk dan besaran yang mereka relakan dengan sebenar- benarnya digunakan untuk mewujudkan visi-misi gerakan kolektifnya.
Aktivitas kritis akan mengoreksi dengan sendirinya bagaiman laju lokomotif gerakan organisasi apakah sesuai dengan koridor dan trayeknya atau malah sebaliknya.
Ini pondasi untuk berdiri di kaki sendiri, menentukan nasibnya sendiri dan mempertanggungjawabkan secara mandiri!
Ikhtiar dengan Daya Upaya setiap Jengkal Komponen Organisasi
Mengupayakan pun mengusahakan bagaimana organisasi bisa membiayai kebutuhan kolektifnya secara mandiri harusnya dimulai dengan hal yang kecil. Yang mana untuk membentuk satu organisme harusnya ada organ-organ biologisnya.
Untuk membentuk organ haruslah ada sel-sel yang sehat sebagai penyusunnya. Kesehatan organisasi dimulai dari hal yang paling kecil yakni anggaran yang mandiri dan realisasinya yang transparan dan akuntabel.
Itu dimulai dengan hal yang kecil dari iuran kas dan adanya Laporan Pertanggungajwaban Akuntabel tanpa ada markup proposal maupun nota kosong pada lampirannya. Penyakit semacam itu hendaknya disudahi saja meskipun sukar, tapi kalau belum dicoba belum tahu juga hasilnya!
Monitoring oleh anggota terhadap pengurusnya dan sebaliknya Pengurus yang transaparan terhadap anggotanya dalam setiap relisasi anggaran organisasinya akan menciptakan check and balance yang meminimalisir lokomotif gerakan melenceng dari Visi-Misi-nya. Lalu bagaimana organ untuk organisasi yang pendanaan masih dari pihak luar dengan suntikan dana dari entitas lain diluar organisasi? Mari renungkan bersama.
Untuk membuat vas tembikar hendaknya mencari tanah liat yang bagus, kemudian memercikkan air sebagai hal lain agar tanah liat mampu dibentuk menjadi bentuk vas yang diinginkan oleh pengrajinnya. Niatan untuk membentuk sesuatu yang lebih baik hendaknya dibarengi tindakan untuk memulainya.
Mungkin, saat pengrajin mencoba membuat tembikar untuk pertama kalinya bukan keberhasilan yang ia dapatkan, kegagalan yang berulang kali pun tak bisa diindahkan. Berbagai macam Teknik dan gaya bentukan hendaknya dicoba untuk mendapatkan bentuk vas yang diinginkan.
Pun dalam niatan berubah dalam berorganisasi pasti akan menemui kendala pun kegagalan. Namun apalah arti kegagalan jika dalam kegagalan terdapat hikmah dan pelajaran. Hikmah yang makin menguatkan pijakan dalam mencapai perubahan.
“Dibalik segala duka tersimpan hikmah yang bisa kita petik pelajaran”
“Dibalik segala suka tersimpan hikmah Yang mungkin bisa jadi cobaan”
Penggalan lirik dari lagu Air Mata dari Dewa 19, mengigatkan bahwa tak apa untuk gagal dan menangis. Namun, pasti akan ada hikmah dibaliknya. Baik suka pun duka, pada tiap jengkal langkah-langkah ikhtiar gerakan.
Dekonstruksi Sistem Organisasi: Anggaran dan Pertanggungjawaban
Sistem organisasi merupakan kunci dimana organisasi ini bisa bergerak dengan lancer atau sebaliknya macet dan bisa pula system juga yang membuat organisasi menjadi ngejim karena kehabisan pelumas Gerakan di tengah tengah ikhtiar mencapai tujuan.
Sebagai seorang yang terdidik yang melek terhadap kekayaan literatur, adalah fardhu hukumnya untuk mencari tahu-memahami-mengaplikasikan sistem dan gaya kerja yang cocok dengan kisi-kisi keadaan suatu individu maupun satuan kerja organisasi utuh.
Trial and error tak bisa lepas dari adanya penerapan sistem kerja tertentu untuk menilai sistem kerja mana yang tepat dan tidak tepat.
Alkisah, Manchester City mendatangkan Pep Guardiola untuk menukangi Manchester Pusat. Dari 2016, tak setiap tahun City mampu Juara EPL. Tapi ada kemajuan sistem permainan. Memang ada revolusi dari pemain yang menjalankan taktiknya. Pun banyak juga pemain yang dijual dan datang dibeli.
Namun, nafas gaya permaian Pep tetap ada meskipun berganti ganti era. Era Aguero berganti era KDB dan sekarang sedang berjalan era baru Bersama Halland. Semuanya ada naik turunnya, namun yang sama tetaplah cara mereka bermain tujuan mereka untuk memenangkan pertandingan untuk memenangkan trofi. Pun sejak 2016 bersama Pep, baru tahun 2023 mereka memenangkan Champions League dan dilengkapi Treble Winners. Menjadikan Manchester satu satunya kota dengan rivalitas yang sama-sama merengkuh Treble Winners.
Organisasi tak bedanya dengan klub bola. Untuk mencapai organisasi yang sehat dan akuntabel para penggeraknya fardhu hukumnya untuk membuat perancangan program kerja yang jelas.
Yang lebih utama yaitu bagaimana organisasi mampu menyediakan dana sesuai dengan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasinya Menyusun anggaran yang tepat. Hingga di akhir program kerja pelaksana kegiatan organisasi melaporkan hasil capaian programnya sekaligus menyampaikan laporan serapan anggaran yang sudah ditentukan di awal.
1. Tentukan Besaran Anggaran dan Capaikan Program Kerja (Agenda & Kegaiatan) Dalam rapat kerja penentuan proker dan agenda atau dalam bentuk lainnya.
Organisasi melalui pengurusnya wajib merancang program kerja yang meliputi Latar Belakang, Rumusan Program Kerja, Pelaksanaan, dan Rancangan Anggaran. Untuk mencapai kemandirian organisasi haruslah anggaran proker ini dibiayai oleh organisasi ini sendiri. Melalui iuran anggotalah anggaran akan dihimpun dan akan dipertanggungajwabkan oleh pelaksana kegiatannya.
Bentuknya di awal yaitu Pengurus organisasi haruslah menyeminarkan rancangan program kerja dari konsep, pelaksanaan, hingga alokasi dana yang dibutuhkan kepada anggota. Pun hendaknya untuk mengawal anggaran yang telah anggota berikan kepada organisasi, anggota harus mengoreksi dan mengritisi apa yang diseminarkan oleh pengurus selaku pelaksana program kerja organisasi. Dengan alur seperti ini lokomotif organisasi akan tetap pada koridor menuju Visi-Misi organisasi. Maka dengan itu, tujuan organisasi dalam Visi-Misi nya akan semakin dekat untuk sampai.
2. Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban
Sebagai pelaksana program kerja hendaknya pengurus diikat dengan klausul tertentu yang mengikat. Sebagai rambu-ramabu yang mewanti-wanti bahwa ada Sebagian keringat anggotanya yang mereka jalankan dalam bentuk program kerja. Pun, ada amanah yang akan dipertanggungajawabkan di depan Tuhan Yang Maha Mengetahui kepercayaan dari anggota yang memilih mereka sebagai masinis lokomotif menuju tujuan mulia organisasi.
Laksanakan semaksimal mungkin dan pertanggungjawabkan seterang mungkin kepada anggota program kerja yang sudah dirancang sebelumnya.
Pun wajib hukumnya untuk setiap pertanggungjawaban program mempunyai arsip sebagai memoar apa yang baik dilanjutkan dan apa yang buruk dibuang ke dalam lubang hitam. Seterang-terangnya dan semaksimal yang bisa diupayakan. Amanah adalah panah dan busurnya adalah hati yang bersih.
Memulai dengan Istiqomah Menuju Organisasi Sehat dan Berkelanjutan
Merdeka dalam menentukan nasibnya sendiri adalah cita-cita dari semua pribadi maupun organisasi secara kolektif. Namun, perihal mencapai angan ideal ini tak semuanya bisa menjumpainya. Lantas siapa yang bisa berjumpa dengan angan utopia ini dalam kenyataan yang sangat tidak ideal ini?
Yang mampu bertemu dan menikamati keadaan ideal ini yakni mereka mereka yang berani memulai. Mereka-mereka yang berani gagal dalam ikhtiar mewujudkannya, yang istiqomah konsisten menjaga amanah dalam bentuk aplikasi maksimum dari apa yang sudah disepakati Bersama. Mundur adalah indikasi kontrarevolusioner.
Takut hingga tidak mau mencoba adalah indicator kontrarevolusioner. Kontrarevolusioner adalah sel organ yang hendaknya dibuang dalam aktivitas ekskresi dan organiasasi haruslah bersuci untuk Kembali ke konsisten dalam ikhtiar mencapai tujuannya. Mewujudkan Visi-Misi organisasi.
Merdekalah! Merdekalah! Mencobalah! Merdekalah!
Penulis: Faizal Gustian Widianto (Wakabid Organisasi DPC GMNI Malang 2022/2024)
Disclaimer: Tulisan ini berbentuk OPINI, baik berupa teks, foto, maupun gambar merupakan pendapat pribadi penulis dan segala konsekuensi bukan menjadi tanggung jawab redaksi
BACA JUGA