Tujuh Kali Ajukan Pembangunan Plengsengan, Warga Jodipan Malang Alami Kerugian Puluhan Juta

Plengsengan Jodipan Malang
Warga yang melihat rumah terkena imbas longsor (Ist)

Kota Malang, Inimalangraya.com – Sebuah rumah warga Jalan Juanda gang 9, RT.06, RW.01 Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing alami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena plengsengan dengan tinggi 6 meter dan lebar 8 meter longsor.

Pasalnya, hujan deras dengan intensitas tinggi di Kota Malang sejak siang hingga malam hari pada 24 Desember 2024 tersebut membuat tembok pondasi rumah yang dekat dengan aliran sungai Brantas ikut longsor.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (25/12/2024) sekitar pukul 04.50.

Ketua RT.06, RW.01, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Saksiono mengatakan, sebelum terjadinya longsor tersebut, pihaknya telah mengajukan pembangunan plengsengan kepada pemerintah Kota Malang.

“Kami sudah 7 kali mengajukan untuk dilakukan pembangunan plesengan, tapi kayaknya dipersulit. Kami sudah mengajukan sejak 7 tahun ini dan tetap tidak direalisasi,” ucapnya, saat ditemui awak media, Rabu (25/12/2024).

Menurut Saksiono, permintaan untuk dilakukan pembangunan plengsengan tersebut di setiap tahunnya telah diajukan ke pihak Kelurahan. Tujuannya untuk memperlancar pembangunan pondasi plengsengan disini.

“Setiap tahun kami mengajukan, semuanya sudah lengkap, gambar juga sudah ada, lokasi sudah ada, ukuran sudah ada. Tapi disuruh mengajukan terus hingga 7 kali. Tapi ternyata hanya janji-janji saja hingga salah satu rumah warga saya yang mengalami longsor pagi ini,” tegasnya.

Sementara, anak pemilik rumah yang mengalami longsor, Zaini Mochamad Alif (21) menjelaskan, plengsengan setinggi 6 meter dan lebar 8 meter. itu longsor sekitar pukul 04.50.

“Longsor itu kami ketahui sekitar pukul 04.50,” katanya.

Menurut Zaini, longsor tersebut ditengarai akibat terjadi banjir di sungai Brantas pada Selasa (24/12/2024) kemarin malam.

“Kemarin malam aliran sungai Brantas sempat mengalami banjir besar, tiba tiba tembok pondasi belakang rumah mengalami longsor,” jelasnya

“Yang mengetahui itu ibu saya, saat itu akan ke kamar mandi, dan tiba-tiba longsor ke aliran sungai Brantas,” tambahnya.

Diungkapkan Zaini, akibat longsor ini ruang kamar mandi, dapur dan ruang ternak burung kenari amblas terbawa longsor.

“Beberapa barang dapur, sangkar burung berisi burung turut terbawa longsor. Kalau kerugian material ditafsir kurang lebih 80 juta rupiah,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Zaini, dirinya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Malang lebih memperhatikan pembangunan plengsengan.

Hal ini supaya tidak terjadi longsor menimpa warga yang rumahnya berada di pinggir sungai Brantas.

“Saya berharap pihak pemerintah untuk lebih mempercepat pembangunan plesengan di daerah sini biar tidak ada lagi longsoran di wilayah ini,” tukasnya.

Tinggalkan Komentar