Rektor UIBU Terima Penghargaan PWI Jatim Award, Sebagai Tokoh Pemerata Akses Pendidikan

Rektor UIBU PWI Award
Rektor UIBU Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si., dapatkan PWI Jatim Award sebagai Tokoh Pemerata Akses Pendidikan (Ist)

Kota Malang, Inimalangraya.com – Dalam puncak resepsi Hari Pers Nasional (HPN) 2025 dan HUT ke-79 PWI Jawa Timur yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (28/4/2025) malam, Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Timur (PWI Jatim) memberikan penghargaan kepada Rektor Universitas Insan Budi Utomo (UIBU) Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si., sebagai Tokoh Pemerata Akses Pendidikan.

Penghargaan tersebut diberikan atas pemikirannya yang kerap disuarakan tentang akses Pendidikan yang belum merata, khususnya akses Perguruan Tinggi.

Pria yang akrab disapa Sam Rektor ini lantang menyuarakan keyakinannya, karena banyak perguruan tinggi di Indonesia belum mengamalkan amanah UUD. Indonesia yang begitu luas dan beragam tidak boleh disamakan. Satu daerah tidak mungkin disamakan dengan daerah lainnya.

Jika sekolah dan perguruan tinggi hanya untuk anak yang pandai, lalu siapa yang akan mengurusi mereka yang sedang bermimpi mengubah nasibnya.

“Bukankah tidak adil jika tujuan pendidikan yang mestinya mencerdaskan anak bangsa, tapi sekolah dan Perguruan Tinggi hanya memilih murid pandai?!,” tegasnya.

Kegelisahan itulah yang dirasakan Sam Rektor, sehingga hampir dua dekade terakhir UIBU Malang yang dipimpinnya memilih berkonsentrasi ‘menjangkau’ pelosok Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang akses pendidikannya tergolong rendah. Kini, UIBU Malang menjadi ‘rumah’ bagi mereka yang bermimpi menaikkan strata sosial di daerahnya.

Tercatat di atas 70 persen para alumni dari banyak wilayah di KTI. Para mahasiswa Papua, Sulawesi, NTT dan NTB, telah mendapatkan pekerjaan yang layak diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara (ASN) berkat komitmen Nurcholis pada wilayah KTI.

“Kami percaya bahwa cahaya pendidikan Indonesia bukan hanya ‘nyala api’ Tugu Monas di Jakarta, melainkan juga lentera-lentera kecil di setiap pelosok desa,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar