Jelang Bulan Suci Ramadhan, Warga Bareng Kartini Kelurahan Bareng Kota Malang Gelar Tradisi Megengan
IniMalangRaya – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H. pada hari Selasa 21 Maret 2023, warga Bareng Kartini RW.1 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang menyelenggarakan serangkaian kegiatan mulai pagi hingga malam, yang diawali dengan kerja bakti bersih-bersih lingkungan pemukiman dan lingkungan Masjid, khotmil Qur’an dan Tahlil.
Sedangkan untuk sore harinya TPQ “AL HIDAYAH” Bareng Kartini bersama 50 SANTRI CILIKNYA mengadakan KIRAB RAMADHAN mengelilingi wilayah RW.01. Di puncak acara pada malam harinya diselenggarakan acara kirim do’a untuk almarhum dan almarhumah anggota keluarga Jama’ahnya dan warga sekitar masjid yang ditempatkan di MASJID “MUJAHIDIN” dan MASJID “ASSULAIMAN”.
Dengan dihadiri oleh warga sekitar masjid dan perangkat kepengurusan RW.01 yang dikemas dalam acara megengan, pada sambutannya ketua RW.01 selaku ketua pembangunan di Masjid “MUJAHIDIN” menyampaikan bahwa pembangunan masjid “MUJAHIDIN” masih dalam tahap ke dua dan beliau juga memberikan ucapan terima kasih kepada warga atas shodaqoh yang diberikan kepada panitia pembangunan. Acara megengan di Masjid “MUJAHIDIN” ini juga dimeriahkan oleh santri MADIN “ AR RAUDHOH ” Bareng Kartini.
Di lain tempat, acara megengan di Masjid “ASSULAIMAN”. Bpk IMAM ALFIANTO selaku ketua Takmir menyampaikan bahwa telah menerima wakaf berupa tanah kurang lebih luasnya 144 M2 untuk perluasan masjid dan pelaksanaan pembangunan ini akan dikerjakan setelah hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Tradisi Megengan adalah tradisi masyarakat Islam di Jawa khususnya Jawa Timur yang berkaitan dengan waktu akan datangnya Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul fitri, yang pelaksanaannya disetiap daerah tidaklah selalu sama dan memiliki keunikan tersendiri dalam melestarikannya, namun secara umum tradisi ini diwujudkan dalam bentuk sodaqoh makanan yang dikemas dalam acara ritual keagamaan berbentuk selametan.
Megengan berasal dari kata megeng yang dalam bahasa Indonesia artinya menahan diri dari sekarang untuk menyambut datangnya bulan puasa.
Puasa dalam bahasa Jawanya POSO, dalam Bahasa Jawa “ngeposne roso” artinya mengistirahatkan perasaan / menahan hawa nafsu agar jangan sampai disaat melaksanakan ibadah puasa hanya mendapatkan lapar dan haus.
Sebelum melaksanakan tradisi megengan ada 3 hal yang biasa dilakukan, yaitu :
1. Mandi Keramas, yang bermaksud untuk mensucikan diri dalam menghadapi bulan suci Ramadhan.
2. Ziarah ke makam leluhur, untuk mendoakan, memohonkan ampunan kepada Allah SWT, atas dosa-dosa mereka, dan mengingatkan pada diri sendiri bahwa lewat merekalah kita bisa ada di dunia ini serta mengingatkan pada diri sendiri bahwa besok kita juga akan menyusul mereka.
3. Kemudian berdoa bersama dengan sodaqoh makanan dan kue apem yang dibagikan kepada para tetangga sebagai simbol permintaan maaf.
Tradisi megengan pada jaman sebelum agama Islam masuk Ke tanah Jawa berkaitan dengan bulan Ruwah (bulan Jawa yang bertepatan dengan Bulan Sya’ban pada penanggalan Hijriyah), Ruwah identik dengan Arwah yang berarti ruh, dalam hal ini adalah ruh leluhur dan nenek moyang, dengan memberikan sesaji untuk para ruh, sesaji ini tidak boleh dimakan oleh yang masih hidup.
Ketika agama Islam mulai berkembang di Tanah Jawa, salah satu jalan dakwah yang dipakai adalah pendekatan budaya lokal.
Yang paling berperan dalam menjalankan dakwah di daerah pelosok Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Adalah Kanjeng Sunan Kali Jogo salah satu dari ke sembilan wali, juga yang pertama kali memperkenalkan tradisi megengan dengan merubah atau memodifikasi tradisi ruwahan menjadi tradisi megengan. Sesajen Ruwahan yang dikhususkan untuk arwah dan tidak boleh dimakan, maka pada megengan sesaji diganti dengan sedekah makanan yang dibagikan dan dimakan bersama.
Prinsip utama yang dianut oleh Kanjeng Sunan Kali Jogo dalam mengkulturisasi budaya jawa adalah dengan sabda Rosul Muhammad SAW bahwa agama Islam itu mudah maka mudahkanlah jangan dipersulit dalam pelaksanaannya.
Setelah melaksanakan ritual megengan, maka diteruskan dengan Punggahan dari kata Unggahan artinya naik, maksudnya adalah berdoa dan bersyukur mulai naik masuk bulan suci Ramadhan, maka punggahan merupakan rasa syukur dan bahagia masyarakat jawa dalam menyambut datangnya bulan ramadhan.
Comment