inimalangraya.com – Risiko makan terlalu cepat ternyata cukup berpengaruh pada kesehatan. Kehidupan modern yang serba cepat sering kali menyita waktu kita sehingga untuk makan pun kita harus terburu-buru.
Meski hal ini terkesan biasa, ternyata risiko makan terlalu cepat cukup mempengaruhi kesehatan. Apa saja?
- Kembung
Perut terasa kembung karena saat Anda makan terlalu cepat, maka Anda menelan udara dalam jumlah berlebihan, selama, dan diantara waktu makan. Fenomena ini disebut aerophagia. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut hingga rasa kembung atau bahkan nyeri perut. Tak jarang, terjadi distensi atau peningkatan ukuran perut yang terlihat setelah makan.
Jumlah gas normal di saluran pencernaan saat perut kosong adalah sekitar 200 ml. Jika jumlah ini meningkat secara signifikan, mekanisme fisiologis untuk pengeluarannya bisa terganggu. Jumlah udara ini bergantung pada keseimbangan antara asupan, produksi, dan pengeluaran gas melalui sendawa, perut kembung, atau konsumsinya oleh mikrobiota usus. Makan dengan cepat merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan asupan udara dan produksi gas.
- Makanan Sulit Dicerna Lambung
Saat makan terburu-buru, kita memiliki hanya punya sedikit waktu mengunyah, yang berarti makanan mencapai lambung hampir utuh. Oleh karena itu, lebih banyak asam lambung diperlukan untuk mencernanya dengan baik. Selain membutuhkan upaya metabolisme yang lebih besar, hal ini juga mengakibatkan gangguan pencernaan.
Efek lain adalah penyerapan makanan di usus halus. Meskipun lambung telah berusaha sebaik mungkin, makanan yang tidak dikunyah dapat mencapai usus tanpa dicerna dengan cukup.
- Susah Berhenti Makan
Saat merasakan lapar dan kenyang, aksis otak-usus berperan. Otak bertanggung jawab mengirimkan sinyal yang mengatur proses pencernaan, serta membuat kita makan atau berhenti makan. Sementara itu, ada dua hormon mengatur seberapa kenyang atau lapar yang dirasakan.
Hormon ghrelin memicu rasa lapar, sementara leptin membuat kita merasa kenyang. Begitu kita melihat, mencium, dan mulai makan makanan, dibutuhkan waktu 20-30 menit bagi leptin untuk aktif. Ini berarti bahwa, saat kita makan terlalu cepat, kita menelan lebih banyak dari yang sebenarnya kita butuhkan. Hormon leptin tidak punya cukup waktu untuk bekerja dan memberi tahu kita bahwa kita sudah cukup makan.
- Penyakit
Risiko makan terlalu cepat dapat berdampak lebih parah bagi kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara kecepatan makan dan faktor risiko kardiovaskular, peningkatan kadar trigliserida, dan peningkatan risiko terkena sindrom metabolik. Risiko tersebut berakibat kelebihan berat badan atau obesitas, terutama di kalangan penderita diabetes.
Jadi, ubah gaya makan dengan meluangkan waktu sejenak menikmati sarapan, makan siang, atau makan malam. Kunyahlah secara perlahan sehingga ada manfaat bagi kesehatan. Terlebih, Anda juga mengurangi risiko makan terlalu cepat.
Comment